• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Saturday, January 9, 2016

Wanita Bersyal MERAH : New york story and adventure in Raja ampat

Pagi menjadi siang
dan siang mengganti malam
sebuah kenangan
yang kini hanya sebuah hembusan angin malam

Tak terasa kini kuliahku sudah selesai, bebas bagaikan sebuah burung merpati.
semua yang kugapai kini tak sia sia, terimakasih untuk segalanya.
menjadi seorang penulis bukan lah hal yang gampang, aku melihat beberapa temanku. Untuk membuat sebuah karya novel perlu ketelitian, perlu menghayat. Setelah 2 tahun rilisnya novel pertamaku yang berjudul " Wanita Bersyal Merah " aku mendapatkan beberapa kritikan dari seorang penulis, bahkan aku juga sempat di kritik oleh beberapa temanku terkait novel pertamaku ini.




NEW YORK

Sedikit mengulang cerita tentang keberadaanku ketika membuat novel pertamaku.
Kota New York, aku membuat novel pertamaku di kota itu. Kota dimana sebuah gedung gedung terlihat dengan jelas, sebuah patung perempuan yang memegang buku dan obor yang membuatku terpesona, sungguh indahnya sulit untuk dijelaskan dengan beberapa kata.
Ku fikir ini hanya sebuah mimpi, dulu ketika usiaku 16 tahun. Aku menginginkan pergi ke Amerika tepatnya di New York. Sebuah kota yang penuh dengan orang orang pintar, Menurutku.
di kota ini aku menulis novel pertamaku,  " Wanita Beryal Merah " , mendapatkan beberapa ide untuk membuat alur ceritanya tak semudah membalikan telapak tangan.


Sudah hampir 4 bulan aku berada di New York, namun script novelku baru setengah cerita saja di saat itu.
Hotel Gregory, sebuah hotel yang terletak di kota New York. Hembusan angin dan beberapa suasana yang pas untuk penulisanku itu, membuatku nyaman. Burung-burung yang berterbangan di atas awan bagaikan daun yang terhembus dengan angin, mengikuti arah udara kemana ia pergi.
Aku menulis beberapa script di Restoran " New York " restoran yang benar benar terkenal dengan nama masakannya. Hampir setengah jam aku berada di sanah, lalu ada seorang pria bernama Tio Albert. Dia keturunan dari Perancis, dan ibunya berasal dari Indonesia tepatnya di Bali.
Rupanya Tio juga bisa berbahasa indonesia, walau hanya beberapa, sudah tinggal di New York selama 14 tahun dan Tio sudah di tetapkan sebagai warga Amerika, aku sungguh terkejut dengan hal itu. Tetapi dengan bicara dengannya aku juga tahu tentang bahasa dan tata cara berbicara dengan orang orang perancis.

Tinggal beberapa lembar lagi script novelku akan segera selesai, dan akhirnya aku akan pulang ke Jakarta, sebelum aku pulang ke jakarta aku akan berlibur terlebih dahulu di sebuah tempat yang menurutku nyaman, Raja Ampat.

RAJA AMPAT

Sebuah pulau yang memiliki keindah alam dengan jutaan rupa, disinilah tempat liburan terakhirku sebelum kembali ke jakarta.
Aku melanjutkan kembali tentang script novelku, terdampar berlibur di pulau raja ampat. Sungguh hal menakjubkan. Berpetualang mengelilingi beberapa pulau di raja ampat, melihat indahnya air laut yang begitu tenang, Ikan dan batu batuan karang terlihat dengan jelas, suara angin yang membuatku kagum atas ke indahan tuhan.

Hingga pada akhirnya, aku menyelesaikan cerita terakhir dari novel pertamaku di pulau ini, Senang dan tertawa sendiri melihat karyaku telah usai.
Setelah berlibur di Raja ampat. Aku kembali ke jakarta, Sebuah ibu kota yang terbesar di indonesia.
 Kota tua yang amat di cintai oleh warga setempat, peninggalan terpenting dari sejarah belanda dengan indonesia.

Aku menceritakan beberapa pengalaman ku di New York dengan beberapa temanku, walaupun di sanah aku sendirian.
dalam waktu kurang 5 bulan lagi aku akan pergi ke Eropa, Perancis. Bersama salah satu tim novel di kuliahku, mungkin saja di sanah aku akan membuat sebuah karya baru, entah itu sebuah novel ataupun komik.

LIONA?

Seorang yang gemar dalam minghitung, sekaligus rekan dalam buku novelku
Dia adalah Liona Marsha, aku diajarkan tentang arti persahabatan dan kebersamaan.
sayangnya ketika aku pergi ke New York, liona tidakku ajak. Dia sedang menulis beberapa Project terbesarnya.
Di salah satu kampus ku, aku mempunyai 3 TIM terfavorit.
Red Hard, yang artinya Merah Keras. maksudnya itu adalah merah dalam arti kampusku adalah semangat sedangkan hard adalah kuat, jadi pada intinya dalam tim Red Hard mempunyai semangat yang kuat untuk menggapai tujuannya. Tujuan dari Red Hard adalah menghancurkan Tim Blue Hard.

Yang ke dua, GARDA. itulah nama timku yang ke dua, entah apa maksud dari GARDA itu aku masih kurang tau, aku bergabung dalam tim tersebut hanya beberapa hari saja. lalu aku memutuskan untuk pindah tim. Menurut beberapa Mahasiswa tersebut, bahwa tim GARDA adalah tim yang cendrung ke arah Rahasia. Jadi tim tersebut sangat susah untuk di caritau

Lalu yang ke tiga adalah, Matematik. Ya sudah jelas dari namanya bahwa tim ke tiga ku ini sangat merepotkan, hampir rata-rata di tim Matematik sangat unggul dalam hitung-hitungan, dan salah satu dari wakilnya adalah temanku, Liona. Dan ketua dari tim matematik di pimpin oleh orang yang super jenius dalam hal matematik dia dapet menyesaikan 100 soal matematika dalam waktu 3 menit.
Liona, aku mendapatkan beberapa pengalaman dari dirinya, salah satunya adalah tentang kebersamaan, walaupun aku hanya mengenalnya baru 2 tahun, tapi menurutku itu cukup lama.

Dulu ketika SMK aku sempat di ajarkan oleh seseorang yang menggunakan syal merah, seseorang yang membuatku tersenyum Aprilia Bella Nur Kholifah.


0 comments:

Post a Comment

KONTAK

Silahkan hubungi saya


PESAN

KOTA/NEGARA

Bekasi Timur, Indonesia

Website

www.wibiarlypribadi.blogspot.com